Profil Desa Werdi

Ketahui informasi secara rinci Desa Werdi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Werdi

Tentang Kami

Profil Desa Werdi, Kecamatan Paninggaran, Pekalongan. Menjelajahi pesona agrowisata perkebunan teh yang menjadi ikon utama, potensi kopi robusta, dan keindahan alam tersembunyi sebagai denyut nadi ekonomi di dataran tinggi Pekalongan.

  • Sentra Perkebunan Teh Paninggaran

    Desa Werdi merupakan jantung dari kawasan perkebunan teh di Kecamatan Paninggaran, yang menjadi ikon lanskap, pilar utama ekonomi masyarakat, dan daya tarik agrowisata yang sangat kuat.

  • Potensi Agrowisata Terpadu

    Dengan memadukan pesona hamparan kebun teh, keindahan air terjun seperti Curug Siwatang, dan budidaya kopi, Desa Werdi memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata terpadu yang unik.

  • Lokasi di Dataran Tinggi Perbatasan

    Berada di kawasan pegunungan tertinggi Pekalongan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara, memberikan Desa Werdi karakter geografis yang khas, iklim yang sejuk, dan potensi interaksi ekonomi antarwilayah.

XM Broker

Di puncak tertinggi Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, terhampar sebuah permadani hijau yang memanjakan mata dan menyejukkan jiwa. Inilah Desa Werdi, sebuah negeri teh di mana pucuk-pucuk daun teh terbaik dipetik di bawah selimut kabut pagi. Desa ini merupakan jantung dari perkebunan teh di Pekalongan Selatan, sebuah kawasan yang tidak hanya berfungsi sebagai pilar ekonomi vital bagi ribuan warganya, tetapi juga sebagai destinasi agrowisata potensial yang menawarkan ketenangan dan keindahan alam yang otentik.

Geografi di Atap Pekalongan dan Tatanan Administratif

Desa Werdi terletak di kawasan pegunungan di titik paling selatan Kabupaten Pekalongan. Topografinya yang berbukit-bukit dengan ketinggian yang signifikan menjadikannya wilayah dengan iklim yang sejuk sepanjang tahun, sebuah syarat ideal untuk tumbuhnya tanaman teh berkualitas. Posisinya yang strategis berbatasan langsung dengan Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, menjadikan desa ini sebagai gerbang perbatasan antara dua kabupaten.Lanskap desa didominasi oleh perkebunan teh yang dikelola oleh perusahaan negara (PTPN) dan perkebunan milik rakyat. Kontur perbukitan yang ditanami teh menciptakan pemandangan yang sangat indah dan fotogenik. Secara administratif, Desa Werdi berbatasan dengan Desa Notogiwang di sebelah utara, Desa Tenogo di sebelah timur, Kabupaten Banjarnegara di sebelah selatan dan Desa Paninggaran di sebelah barat.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pekalongan, luas wilayah Desa Werdi yaitu 10,75 kilometer persegi, menjadikannya salah satu desa terluas di Kecamatan Paninggaran. Wilayah yang luas ini dihuni oleh penduduk sebanyak 5.950 jiwa. Dengan demikian, kepadatan penduduknya tergolong rendah, yaitu sekitar 553 jiwa per kilometer persegi, yang mencerminkan karakteristik kawasan perkebunan dan hutan.

Perkebunan Teh: Emas Hijau dan Nadi Kehidupan Warga

Denyut nadi kehidupan ekonomi Desa Werdi berpusat pada "emas hijau" yang terhampar di perbukitannya: teh. Aktivitas di perkebunan teh menjadi sumber mata pencaharian utama bagi mayoritas penduduk. Sejak fajar menyingsing, para pemetik teh, yang sebagian besar merupakan kaum perempuan, sudah mulai mendaki perbukitan untuk memetik pucuk-pucuk daun teh terbaik dengan cekatan.Ekosistem ekonomi yang diciptakan oleh perkebunan ini sangatlah besar. Selain para pemetik teh, banyak warga yang bekerja di pabrik pengolahan teh yang berada di kawasan tersebut. Aktivitas ini menciptakan sirkulasi ekonomi yang stabil dan menjadi tumpuan hidup bagi banyak keluarga selama beberapa generasi.Seorang pemetik teh senior menuturkan pengalamannya, "Pagi-pagi sekali kami sudah harus naik ke kebun. Udaranya memang dingin, tapi sudah terbiasa. Dari hasil memetik teh inilah kami bisa menyekolahkan anak-anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebun teh ini sudah seperti hidup kami sendiri."

Potensi Agrowisata yang Menjanjikan dan Pesona Alam Lainnya

Keindahan lanskap perkebunan teh yang memukau merupakan modal utama Desa Werdi untuk mengembangkan sektor pariwisata. Hamparan kebun teh yang berundak-undak di lereng perbukitan menawarkan pengalaman visual yang menenangkan dan menjadi lokasi yang sangat populer untuk kegiatan fotografi. Potensi ini sangat besar untuk dikembangkan menjadi paket-paket agrowisata, seperti kegiatan tea walk (jalan-jalan di kebun teh), edukasi tentang proses pemetikan dan pengolahan teh, hingga mendirikan gardu pandang atau kafe yang menyajikan teh segar dengan pemandangan langsung ke kebun.Selain kebun teh, Desa Werdi juga menyimpan pesona alam lain berupa air terjun atau curug. Salah satunya ialah Curug Siwatang, yang menawarkan keindahan air terjun alami di tengah suasana hutan yang masih asri. Keberadaan curug ini dapat menjadi atraksi pelengkap yang memperkaya pengalaman wisatawan yang datang ke Desa Werdi. Integrasi antara wisata kebun teh dengan wisata alam air terjun menjadi formula yang sangat menjanjikan.

Kopi dan Komoditas Lain sebagai Penopang Tambahan

Meskipun teh menjadi primadona, masyarakat Desa Werdi tidak hanya bergantung pada satu komoditas. Kearifan lokal mendorong mereka untuk melakukan diversifikasi pertanian. Di lahan-lahan pekarangan atau di sela-sela hutan rakyat, banyak warga yang menanam kopi jenis robusta. Kopi Paninggaran secara umum mulai dikenal memiliki kualitas yang baik dan menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan.Selain kopi, warga juga menanam berbagai komoditas dataran tinggi lainnya seperti sayur-mayur, cengkeh, dan kapulaga. Diversifikasi ini tidak hanya menambah sumber pendapatan, tetapi juga meningkatkan ketahanan ekonomi warga, sehingga mereka tidak terlalu rentan terhadap fluktuasi harga satu jenis komoditas saja.

Visi Pengembangan: Menuju Desa Wisata Teh yang Berkelanjutan

Menatap masa depan, Desa Werdi memiliki visi besar untuk bertransformasi menjadi salah satu destinasi agrowisata unggulan di Kabupaten Pekalongan. Namun untuk mencapai visi tersebut, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Tantangan utama ialah kondisi infrastruktur akses jalan menuju beberapa titik potensial yang masih perlu ditingkatkan. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pariwisata dan perhotelan juga menjadi kunci.Rencana pengembangan ke depan berfokus pada konsep pariwisata berbasis masyarakat (Community-Based Tourism). Melalui konsep ini, masyarakat lokal didorong untuk menjadi pelaku utama, bukan hanya penonton. Program-program seperti pelatihan pemandu wisata lokal, pengembangan homestay di rumah-rumah warga, dan pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang aktif menjadi prioritas.Penguatan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi wisata. BUMDes dapat mengelola unit-unit usaha seperti penjualan tiket, penyewaan jeep wisata, atau bahkan membangun sebuah galeri yang memasarkan produk-produk lokal, baik itu teh dan kopi kemasan premium maupun kerajinan tangan warga.Pada akhirnya, Desa Werdi lebih dari sekadar desa penghasil teh. Ia ialah sebuah kanvas alam yang menawarkan ketenangan, keindahan, dan harapan. Dengan mengelola dan memadukan potensi perkebunan, keindahan alam, dan kreativitas warganya, Desa Werdi berpeluang besar untuk menyeduh secangkir masa depan yang lebih cerah, manis, dan menyejahterakan bagi seluruh masyarakatnya.